Some Stuffs I Learned about South Koreans, Part 1 (Written in Bahasa Indonesia)

Dalam waktu 4 bulan tinggal di Seoul, saya belajar banyak dari penduduk kota ini. Sebagian mungkin sama seperti yang ada di drama Korea, sebagian lagi mungkin tersembunyi kecuali jika dicari tahu lebih lanjut. Sebagian dari poin-poin dibawah ini merupakan opini pribadi dan sebagian lainnya adalah hasil pembicaraan saya dengan orang-orang sekitar.

Tingkat bunuh diri & stres mereka sangat tinggi. 

Mapo Bridge
Kebetulan waktu itu saya ambil mata kuliah 'Sociology of Korea' dan membahas beberapa isu sosial yang ada di sana. Menurut materi yang saya pelajari, homogeneity penduduk Korea itu sangat tinggi, yang artinya mereka ingin terlihat sama seperti orang lain pada umumnya. Hal ini bisa dilihat dari kesamaan cara mereka berpakaian, penggunaan riasan wajah, hingga pola pikir untuk pilihan karir dan bekerja diperusahaan tertentu.

Singkat cerita, mereka memiliki tekanan yang tinggi mulai dari SMA untuk bisa masuk ke universitas terbaik di Korea (which, semua yang 'terbaik' itu berlokasi di Seoul). Kalau mereka gak berhasil masuk ke universitas yang terbaik, maka bisa dianggap memiliki masa depan yang suram karena sulit untuk mendapat pekerjaan. Karena hal itu, mulai dari SMA mereka menghabiskan waktu dari pagi hingga sore hari di sekolah dan kemudian mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah hingga larut malam.

Persaingan yang ketat untuk mendapat pekerjaan ini juga dikarenakan ekonomi Korea Selatan terpusat di Seoul, sehingga seluruh pemuda Korea Selatan mencari pekerjaan di ibu kota. Hal ini menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Walaupun memiliki tingkat stres yang tinggi, mereka terbiasa untuk tidak melakukan counselling ke pihak yang profesional, dikarena laporan psikologis milik mereka akan tercatat di dalam CV dan akan mempengaruhi proses pertimbangan penerimaan kerja di masa depan.

Selain pada anak muda usia 15-24 tahun, tingkat bunuh diri tertinggi di Korea Selatan dilakukan oleh ajossi dan ajumma usia 50 tahun keatas. Hal ini disebabkan oleh tingginya kemiskinan di Korea Selatan, terutama di kota-kota di luar Seoul. Adanya generation gap yang tinggi antara generasi muda dan generasi tua juga sangat kentara, menyebabkan perasaan kesepian pada generasi tua. Perpindahan dari budaya kolektivis menjadi individualis menyebabkan generasi tua merasakan kesepian, dikarenakan terpisahnya oleh anak-anak mereka yang hidup secara individual di Seoul. Selain itu, dikarenakan biaya hidup yang tinggi, mereka tidak mau menyusahkan anaknya secara finansial.

Di Seoul juga terdapat jembatan yang sering digunakan untuk bunuh diri, yaitu Mapo Bridge. Kapan-kapan saya akan menulis tentang Mapo Bridge di posting lainnya ya!


They concern about their looks. A LOT.

Subway ads

Sepertinya sudah rahasia umum kalau operasi pelastik di Korea Selatan adalah hal yang wajar. Menurut pengalaman pribadi sih memang saya banyak melihat klinik operasi plastik beserta iklannya yang ada di stasiun metro, sidewalk, bus, dsb secara eksplisit. Pernah dengar juga dari teman saya kalau beberapa orangtua di Seoul menjanjikan hadiah untuk anaknya berupa operasi pelastik sebagai hadiah wisuda SMA atau hadiah kalau berhasil masuk di salah satu universitas terbaik. Hal ini tidak hanya berlaku untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki.

Kalau kalian perhatikan orang di jalan, banyak laki-laki di Seoul yang mewarnai rambutnya dan memakai lip tint, berbeda dengan penampilan laki-laki pada umumnya di Indonesia. Suatu hari bahkan Saya pernah sedang memakai lip tint sehabis makan dan kebetulan duduk di sebelah teman saya yaitu laki-laki orang Korea. Tiba-tiba dia bertanya sambil menunjuk lip tint saya, 'Is that Etude House?'. Saya sebenarnya sedikit kaget karena dia tahu brand lip tint saya, but well.. they know about that kind of stuff. They follow the trend.

Matching couple shirts is a thing.

OK, kalau diamati PDA (Public Display of Affection) di Seoul sangat tinggi. Pasangan-pasangan muda seakan ingin dilihat oleh orang lain dan menunjukan kepada semua orang bahwa mereka adalah couple. Salah satu upaya untuk menunjukkan hal itu adalah dengan menggunakan couple shirt.  Ya, gak hanya 1-2 pasangan di jalanan yang memakai couple shirt, tapi banyaaaak sekali. Gak heran, banyak juga penjual pakaian merek lokal yang menjual couple shirt di banyak tempat hangout anak muda. Selain couple shirt, mereka juga memakai matching apa pun, mulai dari sepatu, cincin, topi, tas dan lain sebagainya.

Rice cake is everything. 



Hahaha kalau ini sih gak tau bener apa engga, tapi saya mulai sadar kalau orang Seoul (kemungkingan seluruh Korea Selatan) menggunakan rice cake untuk berbagai jenis makanan, mulai dari makanan asin hingga manis. Mulai dari tteokbokki, rice crackers, tteok, dan hidangan penutup lainnya. Foto ini saya ambil saat mengikuti free trip dari kampus untuk lebih mengenal budaya Korea, salah satunya dengan membentuk rice cake yang kemudian bisa direbus dan dimakan. Dari kelas ini juga saya belajar kalau dulu pada masa perang, nasi memang bahan makanan yang paling murah, karena itu dikonsumsi untuk makanan utama ataupun dessert. Rice cake untuk desert juga diberi pewarna supaya terlihat lebih menarik.

Mereka sulit berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dan malu untuk mencoba.

Sebelum berangkat ke Seoul, saya sudah tahu kalau mereka tidak lancar dalam menggunakan Bahasa Inggris, tapi saya gak tahu kalau 'separah' itu. Kenapa saya bilang parah? karena bahkan mahasiswa pun banyak yang tidak bisa berbahasa Inggris. Selama 4 bulan saya disana, saya hanya berhasil membuat sedikit teman orang Korea, karena mereka sulit untuk di didekati dan banyak dari mereka yang malu karena kemampuan Bahasa Inggrisnya. Selain itu, walaupun kelas saya diajarkan dalam Bahasa Inggris, terkadang dosennya pun kesulitan untuk menjelaskan materi tertentu dan terkadang Bahasa Inggris mereka tidak bisa dimengerti. Di kelas tertentu, bahkan dosennya harus secara bergantian menjelaskan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Korea agar mahasiswa Korea bisa mengerti materi yang diajarkan (walaupun mereka secara sukarela mengambil kelas dalam Bahasa Inggris).

Di sisi lain, ada juga beberapa mahasiswa yang sebenarnya memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang cukup baik, namun tidak tahu kenapa,  malu untuk menggunakannya karena tidak percaya diri. Karena itu, mereka lebih memilih untuk tidak berinteraksi dengan exchange students sama sekali.

Ada teman saya yang membuat joke:

'How to scare Korean girls?'
'Talk to them in english'

Gak salah sih, hahaha.

Crazy K-pop Fans.



     Saya kurang familiar dengan dunia K-Pop, sehingga baru tahu kalau penggemar mereka se-'gila' itu. Bisa dilihat di berbagai stasiun subway, terdapat banyak space iklan yang berisi foto artis K-Pop tertentu beserta sticky notes yang tertempel diatasnya. Awalnya saya tidak tahu itu apa, tapi setelah menanyakan ke teman saya yang kebetulan menyukai K-Pop, dia bilang bahwa fans dari K-Pop star tersebut sengaja mengumpulkan uang mereka bersama dan menyewa space iklan untuk bisa menempel foto idolanya tersebut. Biasanya, hal ini dilakukan saat idolanya berulang tahun. Tidak hanya patungan untuk menyewa space iklan di stasiun subway, beberapa dari mereka juga patungan untuk membeli bintang yang dinamakan sesuai nama idolanya (iya, bintang di langit!).


Cafe culture mereka yang kuat.



Banyak sekali cafe lane di Seoul dan memang cafe nya bagus-bagus banget!

Saya gak tau kenapa banyak sekali kafe lucu di Seoul dan kenapa cafe culture mereka begitu kuat, tapi kayaknya sih (sok tahu) karena mereka itu budaya belajarnya gak di rumah. Kalau sedang ujian, mereka biasanya pergi ke perpustakaan, study room, atau duduk di kafe/study cafe. Mungkin karena itu banyak sekali kafe yang nyaman untuk belajar. Perkiraan lain adalah karena mereka suka sekali sama kopi. Gak tau juga apakah ini berhubungan dengan budaya mereka yang belajar dan bekerja dengan keras, sehingga butuh konsumsi kafein setiap harinya, tapi yang saya perhatikan di area kampus banyak sekali pelajar yang membawa kopi ke kelas.

Selain itu, kafe di Seoul lucu-lucu banget dari segi interior ataupun presentation cake yang dijual, sepertinya orang-orang Korea pemilik kafe ini sangat memperhatikan sisi visual. Kalau kalian suka ngopi, ini daftar beberapa daerah yang banyak kafe nya:

- Hongdae. Hongdae itu sebenarnya adalah singkatan dari Hongik Daehagyo, yang artinya Universitas Hongik. Sesuai namanya, daerah ini merupakan daerah sekitar Hongik University. Karena daerah ini penuh dengan mahasiswa, banyak kafe dan bar di sana yang harganya cukup terjangkau. (untuk transportasinya, bisa turun di stasiun metro Hongdae, Sangsu atau Hapjeong. Kalau personal preference saya sih turunnya di Sangsu, tapi 3 stop itu memang dipenuhi banyak coffee shop lucu dimanapun kok!)

- Garosu-gil. Ini daerah favorit saya! Selain kafe nya yang lucu-lucu, toko-toko disana rasanya seperti curated & aesthetically pleasing. Walaupun banyak tempat yang menarik, daerah ini juga terkenal lebih pricey dibandingkan dengan Hongdae. (Bisa turun di stasiun Sinsa dan keluar di exit 8)


- Ikseon-dong. Baru menemukan daerah ini 3 hari sebelum saya pergi dari Korea, itu juga hampir gak jadi pergi karena teman saya ajaknya mendadak dan besoknya saya ada ujian. But i'm soooo glad i went! Menurut saya, daerah ini akan jadi daerah favorit saya (dibanding Garosu-gil) kalau saya menemukannya lebih awal dan datang kesana lebih sering. Di daerah ini banyak sekali kafe-kafe kecil yang tersusun di satu gang yang masih bernuansa tradisional. Walaupun gang-nya masih bernuansa tradisional, tema kafe-kafe disana berbeda-beda dan banyak yang modern. Oh iya, tempat ini juga less touristy kalau dibandingkan dengan Hongdae dan Garosu-gil. (Untuk transportasinya, turun aja di stasiun metro Jongno (3) ga).

- Sinchon. Ini juga daerah yang penuh dengan pelajar, karena lokasinya yang dekat dengan Soogang, Ewha dan Yonsei University. Selain kafe, banyak juga toko-toko baju dan barang lainnya, yang menjual barang dengan harga terjangkau.

1 comments:

  1. Banyak jg yg nyewa time square di US buat idol mereka kyk waktu ultah nya daniel wanna one. Bahkan fanbase terakhir yg kuikutin (fanbase Tiongkok) beli tanah di skotlandia buat ultahnya sehun.

    ReplyDelete