The Popular Gems in Nusa Tenggara (Written in bahasa Indonesia)

H+6 ULANG TAHUN INDONESIA KE-71! Di usia ke-71 ini, Indonesia semakin dikenal keindahan alamnya baik di dalam maupun luar negeri. Saya mau sedikit bercerita tentang perjalanan saya ke salah satu destinasi wisata di Indonesia, Flores, pada awal bulan Agustus lalu. Waktu itu saya berkesempatan untuk berlayar dari Lombok menuju Labuhan Bajo selamat 4 hari 3 malam. Saya pergi bersama 18 orang teman saya, dan kami tinggal di satu kapal bernama Duta Samota bersama 10 turis lainnya. Yang cukup aneh menurut saya adalah bahwa selain saya dan teman-teman, turis yang lain di kapal saya adalah turis mancanegara. Lebih aneh lagi, tidak hanya di kapal saya, tetapi saat saya turun di pulau-pulau dan bertemu dengan penumpang kapal lain, turis dari dalam negeri tetap sangat sedikit jumlahnya.

Anyway, perjalanan dari Lombok menuju Labuhan Bajo dipenuhi dengan pulau-pulau kecil yang saaangat indah. Perpaduan antara bukit-bukit yang hijau dan air laut yang biru menyempurnakan keindahan alam Nusa Tenggara. Dalam posting kali ini, saya ingin menggambarkan keindahan alam di pulau-pulau yang saya kunjungi. Tempat-tempat indah yang saya lalui selama perjalanan dari Lombok menuju Labuhan Bajo diantaranya adalah:

 Pulau Kenawa


Pemberentian pertama kapal  saya adalah Pulau Kenawa, yaitu pulau kecil yang terletak di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Membutuhkan waktu 1 jam perjalanan dengan kapal untuk sampai ke pulau ini dari Lombok. Kenawa dianugerahi padang rumput yang indah bewarna hijau kekuningan dan pasir putih yang halus di pantainya. Saat pertama turun dari kapal, dari jauh terlihat 1 bukit yang menjulang diantara hamparan padang rumput yang luas. Kebanyakan turis mendaki bukit tersebut untuk foto-foto, sementara saya tidak mendaki sampai ke puncak karena untuk sampai ke puncak jalannya cukup terjal dan tidak ada batu besar untuk pijakan, sehingga butuh sedikit merangkak. Kenawa juga merupakan tempat yang tepat untuk menikmati sunset, baik dari atas bukit maupun joglo yang tersedia di pinggir pantai. Lebih nyaman lagi kalau sambil bermain gitar dan ngopi-ngopi di pinggir pantai bersama teman.

 Gili Lawa


Gili lawa darat adalah pulau yang terdiri dari bukit-bukit tinggi yang indah. Sejak awal menginjakkan kaki di Gili Lawa, kita langsung bisa melihat hamparan hijau yang menjulang tinggi dari kejauhan. Untuk menikmati keindahan Gili Lawa dengan maksimal,  kita memang harus tracking menaiki bukit-bukit disana. Medan tracking di Gili Lawa memang tidak terlalu sulit, tapi lebih baik kalau kita pakai sepatu. Walaupun tidak naik sampai puncak bukit paling tinggi, keindahan Gili Lawa sudah bisa dinikmati dan menghapus rasa lelah selama perjalanan keatas. Perpaduan antara bukit-bukit yang hijau dengan laut biru yang diramaikan dengan kapal-kapal putih di pinggir pantai, membuat seakan-akan pemandangan didepan mata adalah sebuah lukisan. Di tempat inilah saya sadar pentingnya sebagai turis untuk sejenak meninggalkan kamera dan duduk diam menikmati pemandangan di sekitar. Jarang-jarang kan kita sebagai penduduk kota bisa menikmati pemandangan indah di depan mata? Sayang sekali kalau waktunya habis di depan lensa, bukan menikmati dengan mata sendiri.

Pulau Padar


Perjalanan saya ke Pulau Padar dimulai cukup terlambat, yaitu sudah mepet dengan sunset. Pulau Padar adalah pulau tak berpenghuni yang berada di dekat pulau Komodo dan Rinca. Saat pertama menginjakkan kaki di pulau Padar, kami disambut dengan pasirnya yang halus dan bebatuan yang besar, tempat yang cukup fotogenik bagi kalian yang ingin mengunggah foto di media sosial. Untuk menikmati keindahan pulau Padar, kita tentunya harus tracking keatas bukit. Medan tracking disini lebih sulit jika dibandingkan dengan Gill Lawa dan tentunya sangat membutuhkan sepatu. Saya dan teman-teman pun mendaki untuk mengejar sunset.


Setelah lama berfokus pada langkah agar tidak terpeleset, saya pun melihat kebelakang dan cukup terkejut dengan keindahan yang ditawarkan Pulau Padar. Kami melihat hamparan hijau yang luas, yang ditengahnya terdapat 3 pantai yang terlihat kecil dari atas. Ditambah lagi dengan udaranya yang masih segar, walaupun hawa panas tidak bisa dihindarkan. Jika waktu memungkinkan, rasanya saya bisa berjam-jam menikmati keindahan pulau Padar dari atas, namun, karena kedatangan saya yang terlalu sore, saya dan teman-teman tidak bisa terlalu lama menikmati keindahan Pulau Padar karena takut terlalu gelap untuk turun bukit. Walaupun kesulitan turun dan berkali-kali terpeleset karena hari semakin gelap, sejauh ini pulau Padar merupakan pemberentian favorit saya selama perjalanan dari Lombok ke Flores.

Pink Beach 


Pink Beach
 atau yang biasa disebut sebagai Pantai Merah terletak di Pulau Padar. Kesan pertama saat saya menginjakkan kaki disana adalah: 'Mana pink nya?'




Yup, ternyata saya dan teman-teman kurang beruntung. Pasir disini tidak selalu terlihat berwarna pink, namun hanya pada saat-saat tertentu. Walaupun jika dilihat dari dekat pasirnya memang bewarna pink, tetapi warna pink itu tidak terlalu kentara. Penyebab pasir disini bewarna pink adalah koral merah yang tergerus jika terkena air dan serpihannya tersebar di sepanjang pantai. Karena itulah pasir yang bewarna putih tercampur dengan koral bewarna merah, sehingga secara kasat mata terlihat seperti bewarna pink. Walaupun datang di waktu yang 'salah', saya tetap menikmati keindahan pantai merah. Bagi kalian yang suka snorkeling, Pink Beach juga menawarkan keindahan alam bawah laut yang siap menyambut kalian.




7 comments:

  1. Tulisan menarik, terimakasih atas partisipasinya dalam lomba blog airpaz, Semoga menang dapat tiket pesawat gratis dari Airpaz yah :)

    ReplyDelete
  2. Wow, itu kayak tempat syutingnya film Pendekar Tongkat Emas. Keren!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mirip ya, tapi kalau Pendekar Tongkat Emas di Sumba, hehe.

      Delete
  3. kecantikan timor tidak diragukan

    ReplyDelete
  4. Qren ulasanya salam kenal & selamat ya..

    ReplyDelete