Daun Kelor



Ubud, Bali, Desember 2020
Ubud, Bali, Desember 2020



Pak,

Dulu Bapak pernah bilang bahwa dunia tidak selebar daun kelor.

'Dunia ini luas, jangan dulu menetap di satu pilihan!'



Akupun lompat kesana kemari, mencari daun lain untuk kusinggahi.

Daun kemangi,

jeruk purut,

eceng gondok,

sampai akhirnya aku terpana dengan megahnya daun pisang.

Setiap hari kususuri elok lekuknya,

kupandangi ia menguning dengan karismanya.

Biar kubentangkan luas kaki dan tanganku, tidak ada yang merasa sempit atau terganggu.

Sampai suatu malam, bersama tangan dan kaki terbentang luas memandangi langit, aku berpikir;

Aku rindu daun kelorku.

Daun kelorku,

dimana aku harus bertahan ketika angin kencang datang,

agar tidak jatuh dari tepi daun.

Bahkan aku harus melipat kedua kaki dan tanganku,

agar kita semua bisa merebah bersama memandang indahnya langit malam.


Pak, Kau benar.

Dunia memang tidak selebar daun kelor.

Tapi boleh kan, dalam satu masa di hidupku,

aku memilih daun kelor sebagai duniaku?


Satu masaaaaa, saja. 


Callista Amadira
Maret 2020


0 comments:

Post a Comment